Sabtu, 17 Oktober 2015

Perkembangan Ekonomi Global

PERKEMBANGAN EKONOMI GOBAL

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Adapun ciri dari globalisasi itu sendiri adalah sebagai berikut :
1.      Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2.      Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3.      Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
4.      Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Selain itu, adapun yang dimaksud dengan Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. System perekonomian ada beberapa macam. yang pertama Sistem Perekonomian Kapitalisme, yang kedua Sistem Perekonomian Sosialisme, yang ketiga Sistem Perekonomian komunisme, yang keempat Sistem Ekonomi Merkantilisme, dan yang kelima Sistem Perekonomian Fasisme.
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Memiliki pertumbuhan atau perkembangan ekonomi yang tinngi dan pesat adalah impian dan misi dari setiap negara didunia demi terciptanya perekonomian nasional yang sejahtera dan kondusif. Nenerapa tahun terakhir ini perkembangan ekonomi yang pesat tak lagi didominasi oleh negara-negara yang berasal dari benua Amerika dan Eropa, tetapi malah negara-negara yang berada dikawasana benua hitam atau benua Afrika dan benua Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan pesat.
Saat ini Asia memang sedang menghadapi banyak sekali tantangan, akan tetapi sudah diperkirakan sampai beberapa dekade yang akan mendatang benua Asia masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup positif dibandingkan dengan benua Amerika dan Eropa. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemangkasan dana stimulus yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika yang memberikan dampak terhadapa kondisi liquiditas global yang makin ketat serta cukup berpangaruh di wilayah benua Asia.
Oleh karena itu, agar pertumbuhan di wilayah benua Asia ini tetap berlanjut dan kuat dengan cara yang lebih adil dan serta berwawasan akan dilakukan reformasi struktural jika itu diperlukan. Stabilitas politik, pembangunan infrastruktur dan dukungan aturan-aturan hukum untuk negara yang berada diambang kemiskinan sangat amat penting dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju lainnya. Adapun beberapa negara-negara yang harus mengejar ketertinggalan tersebut khususnya diwilayah negara Asia adalah Kamboja, Laos dan Myanmar.
Beberapa tahun terakhir ini kawasan yang berada di wilayah benua Eropa memang tak lagi bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya, hal ini disebabkan karena adanya krisis ekonomi yang sedang melanda kawasan yang berada di wilayah Eropa yang membua perekonomian di Eropa belum kembali pulih 100%. Setelah invansi yang dilakukan oleh Amerika terhadap Irak, Irak mulai membangun kembali gedung-gedung pencakar langit khususnya di daerah Baghdad. Hal ini juga mendorong adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Di tengah dinamika ekonomi global yang terus-menerus berubah dengan akselerasi yang semakin tinggi sebagaimana digambarkan di atas, tidak bisa dipungkiri salah satu negara yang berada diwilayah Asia seperti Indonesia pernah mengalami terpaan badai krisis ekonomi  yang intensitasnya telah sampai pada keadaan yang nyaris menuju kebangkrutan ekonomi. Krisis ekonomi di Indonesia yang dipicu oleh krisis moneter beberapa waktu yang lalu, paling tidak telah memberikan indikasi yang kuat terhadap tiga hal, tiga hal tersebu antara lain :
1.      Pertama, kredibilitas pemerintah telah sampai pada titik nadir. Penyebab utamanya adalah karena langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam merenspons krisis selama ini lebih bersifat “tambal-sulam”, ad-hoc, dan cenderung menempuh jalan yang berputar-putar. Selain itu, seluruh sumber daya yang dimiliki negeri ini dicurahkan sepenuhnya untuk menyelamatkan sektor modern dari titik kehancuran. Sementara itu, sektor tradisional, sektor informal, dan ekonomi rakyat, yang juga memiliki eksistensi di negeri ini seakan-akan dilupakan dari wacana penyelamatan perekonomian yang tengah menggema.
2.      Kedua, rezim Orde Baru yang selalu mengedepankan pertumbuhan (growth) ekonomi telah menghasilkan crony capitalism yang telah membuat struktur perekonomian menjadi sangat rapuh terhadap gejolak-gejolak eksternal. Industri manufaktur yang sempat dibanggakan itu ternyata sangat bergantung pada bahan baku impor dan tak memiliki daya tahan. Sementara itu, akibat “dianak-tirikan”, sektor pertanian pun juga tak kunjung mature sebagai penopang laju industrialisasi. Yang saat itu terjadi adalah derap industrialisasi melalui serangkaian kebijakan yang cenderung merugikan sektor pertanian. Akibatnya, sektor pertanian tak mampu berkembang secara sehat dalam merespons perubahan pola konsumsi masyarakat dan memperkuat competitive advantage produk-produk ekspor Indonesia. Salah satu faktor terpenting yang bisa menjelaskan kecenderungan di atas adalah karena proses penyesuaian ekonomi dan politik (economic and political adjustment) tidak berlangsung secara mulus dan alamiah. Soeharto-style state-assisted capitalism nyata-nyata telah merusak dan merapuhkan tatanan perekonomian. Memang di satu sisi pertumbuhan ekonomi yang telah dihasilkan cukup tinggi, namun mengakibatkan ekses yang ujung-ujungnya justru counter productive bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
3.      Ketiga, rezim yang sangat korup telah membuat sendi-sendi perekonomian mengalami kerapuhan. Secara umum, segala bentuk korupsi akan mengakibatkan arah alokasi sumber daya perekonomian menjurus pada kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan tidak memberikan hasil optimum. Dalam kondisi seperti ini pertumbuhan ekonomi memang sangat mungkin terus berlangsung, bahkan pada intensitas yang relatif tinggi. Namun demikian, sampai pada batas tertentu pasti akan mengakibatkan melemahnya basis pertumbuhan.
Selanjutnya, praktik-praktik korupsi secara perlahan C tapi pasti C telah merusak tatanan ekonomi dan pembusukan politik yang disebabkan oleh perilaku penguasa, elit politik, dan jajaran birokrasi. Keadaan semakin parah ketika jajaran angkatan bersenjata dan aparat penegak hukum pun ternyata juga turut terseret ke dalam jaringan praktik-praktik korupsi itu.
Hancurnya kredibilitas pemerintah yang dibarengi dengan tingginya ketidakpastian itu telah menyebabkan terkikisnya kepercayaan (trust). Yang terjadi dewasa ini tidak hanya sekadar pudarnya trust masyarakat terhadap pemerintah dan sebaliknya, melainkan juga antara pihak luar negeri dengan pemerintah, serta di antara sesama kelompok masyarakat. Yang terakhir disebutkan itu tercermin dengan sangat jelas dari keberingasan massa terhadap simbol-simbol kekuasaan serta kemewahan dan terhadap kelompok etnis Cina, seperti yang dikenal dengan peristiwa Mei 1998.
Sementara itu, krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat dilihat dari respons masyarakat yang kerap kali berlawanan dengan tujuan kebijakan yang ditempuh pemerintah. Misalnya, kebijakan pemerintah yang seharusnya berupaya menggiring ekspektasi masyarakat ke arah kanan, justru telah menimbulkan respons masyarakat menuju ke arah kiri, dan sebaliknya. Faktor lainnya adalah semakin timpangnya distribusi pendapatan dan kekayaan, sehingga mengakibatkan lunturnya solidaritas sosial.
Pada masa-masa seperti ini sedikit-sedikit kita harus bisa lebih memperhatikan situasi perkembangan ekonomi dunia (global). Dikarenakan dari informasi yang saya dapat diperkirakan ekonomi dunia ditahun 2016 yang akan datang masih dalam kondisi tertekan. Oleh karena itu seperti dalam pepatah “Sedia Payung Sebelum Hujan”, kita harus mepersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi persaingan ekonomi global ini guna menigkatkan kualitas ekonomi dinegara kita ini Indonesia. Selain itu, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang kemungkinan besar akan terjadi kedepannya.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar