DAMPAK PEREKONOMIAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN
DOMESTIK
Belakangan ini Dana Moneter
Internasional (IMF) telah mengeluarkan laporan tentang World Economic Outlook
yang menyatakan bahwa tren perlambatan ekonomi global masih akan terjadi hingga
2020 mendatang. Harus dipahami terdapat beragam faktor sangat kompleks yang
membentuk arah perekonomian global, mulai dari ancaman suku bunga di Amerika
Serikat (AS) sampai ketegangan di Timur Tengah. Dari pelemahan harga komoditas
dunia sampai volatilitas nilai tukar mata uang.
Sementara untuk tahun 2015 ini, IMF
memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi negara maju akan sedikit membaik
menjadi 2,4%, dibandingkan dengan realisasi tahun lalu, 1,8%. Sementara
kelompok negara emerging, kecuali India, justru menunjukkan arah berlawanan.
Harus dipahami bahwa melemahnya pertumbuhan ekonomi negara berkembang sangat
dipengaruhi sejumlah faktor seperti melemahnya harga dan permintaan komoditas
dunia, melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok, menguatnya mata uang dolar AS,
dan melemahnya konsumsi domestik.
Bank Indonesia juga memperkirakan bahwa
pertumbuhan kredit kuartal I 2015 hanya sebesar 11% dan jauh di bawah target
awal 15-17%. Salah satu penyebab yang membuat target penyerapan kredit rendah
adalah pelemahan konsumsi domestik. Indikator lain yang juga menarik untuk
dicermati adalah data dari Gaikindo yang menyebutkan bahwa realisasi penjualan
kendaraan roda empat pada kuartal I 2015 turun sebesar 14- 15% dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu.
Melemahnya daya beli masyarakat menjadi
faktor yang memicu penurunan realisasi penjualan automotif. Sejumlah laporan
dan analisis juga menunjukkan perlambatan di sejumlah sektor lain seperti
properti dan ritel seiring dengan perlambatan dunia usaha dan daya beli
masyarakat akibat melemahnya daya beli, terbatasnya ruang ekspansi usaha di
sektor mineral dan tambang, serta pelemahan harga komoditas ekspor Indonesia.
Berbicara krisis ekonomi adalah
bukanberbicara tentang nasib 1 (satu) orang bahkan lebih dari itu semua karena
ini menyangkut nasib sebuah bangsa. Berbagai argument dan komentar pun
dilontarkan di berbagai media yang selalu memojokkan pemerintahan Yudhoyono dan
BI (Bank Indonesia) Di salah satu media menyatakan bahwa Presiden Yudhoyono
menyampaikan 10 langkah untuk menghadapi masalah tersebut. Empat di antaranya:
1.
Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri.
2.
Memanfaatkan peluang perdagangan internasional.
3.
Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI).
4. Menghindari politik non partisan
untuk menghadapi krisis.
Adapun Dampak positif globalisasi antara lain:
a.
Semakin
terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor
Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan
bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas,
kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
b.
Semakin mudah
mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat
langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka
lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia
c.
Semakin mudah
memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi
di Indonesia
d.
Semakin
meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang
pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
Dampak negatif globalisasi bagi kegiatan ekonomi di
Indonesia terutama bersumber dari ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam
persaingan yang semakin bebas. Berikut adalah dampak negatif globalisasi
terhadap perekonomian adalah :
a.
Kemungkinan
hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi
negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita
kalah jauh dari Thailand.
b.
Membanjirnya
produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia.
Misalnya, ancaman produk mainan Cina yang lebih murah bagi industri mainan di
tanah air.
c.
Ancaman dari
sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi
yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika
dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
d.
Ancaman masuknya
tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya.
Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit.
Maka dari itu sebaiknya kita sebagai
warga Indonesia yang mencintai Indonesia wajib hukumnya untuk mendukung
Indonesia agar bisa sejahtera. Misalnya dengan membeli produk dalam negeri
karena pasar kita yang sudah tersaingi oleh pasar luar negeri di era
globalisasi ini. Globalisasi membawa pengaruh positif terhadap Indonesia,
tetapi tidak kalah juga dengan contoh yang telah disebutkan diatas dampak
negatifnya.
Dalam hal Globalisasi ini, peran
pemerintah dalam suatu negara sangat diperlukan, mengingat segala aspek yang
dilakukan adalah demi tercapainya suatu keadaan negara yang lebih baik.
Pemerintah perlu menyikapi kehadiran globalisasi disini secara intensif dan
berkelanjutan (berkala). Karena dampak/pengaruh negatif dari globalisasi ini
jika dibiarkan secara terus menerus maka sama saja akan memutarbalikkan keadaan
bahkan membuat keadaan (kehidupan masyarakat) Indonesia semakin terpuruk.
Kesenjangan dan ketimpangan akan terjadi dan akan terus terjadi, baik antar
wilayah, maupun kedudukan sosial di Indonesia.
thanks sgt mmebantu untuk tugas
BalasHapus