PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
A.
Pengertian
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil keputusan
kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan
mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin
banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tinkat yang berbeda-beda. Ada
keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada
keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu,
hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai
alternatif. Untuk dapat mengambil keputusan dengan baik, ada rangkaian proses
pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Berikut adalah langkah yang
bijaksana untuk dilakukan sebelum mengambil keputusan berdasarkan pada konsep
pengambilan keputusan itu sendiri (Gunadarma, 2009).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan
yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Intinya dari pengertian keputusan itu adalah sesuatu
pilihan yang diambil diantara satu atau lebih pilihan yang tersedia.
B.
Jenis-jenis Keputusan Dalam Organisasi
Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin
maupun tidak, ada dua metode yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan
keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua
adalah metode modern, dimana
pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan
instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan perhitungan statistik.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam
keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan
berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk
mengendalikannya. Keputusan tidak rutin
adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Selain itu, ada beberapa jenis-jenis keputusan dalam
organisasi antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil
berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena
sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang
dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif
akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja
sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2.
Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat
rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
3.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat
bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang
memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan,
data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau
informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun
untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
4.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi
bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus
seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang
menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
5.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan
yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang
menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi
yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial.
Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering
melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang
jelas.
C.
Faktor Yang Memengaruhi Keputusan
1. POSISI/KEDUDUKAN
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat
dilihat dalam hal berikut:
a.
Letak posisi
b.
Tingkatan posisi
2.
MASALAH
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya
tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan
atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
3.
SITUASI
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu
sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita
beserta apa yang hendak kita perbuat. Faktor-faktor itu dapat dibedakan
atas dua, yaitu sebagai berikut:
a.
Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau tetap keadaanya.
b.
Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah,
tidak tetap keadaannya.
4.
KONDISI
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama
menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar
faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
Demikian pembahasan untuk kali ini yang dapat saya sampaikan, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar